Bangsa Dan Negara

Rabu, 19 Oktober 2011


Ini dia tugas yang Saya kerjakan sampai harus terjatuh dari motor cuman disuruh meringkas dari buku Ramlan Surbakti “Memahami Ilmu Politik” bab 3 Bangsa Dan Negara
Bangsa Dan Negara
            Pengelompokan Manusia berdasar Kepada jenis Kelamin dikenal dengan Pria dan wanita, dari adat istiadat berdasar kepada bahasa suku bangsa dikenal dengan contoh Mandar, jawa, Arab, dan Rusia dan lain lain. Berdasar ciri fisik Mongoloid, Eropa, Melayu, dan Melanesia. Menurut Iman, Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan Sinto. Seluruh kategori diatas dipelajari berdasarkan Bangsa dan Negara.
            Ada dua konsep apabila permasalahan bangsa dan negara dibahas, masalah suku bangsa dan negara. Pusat ilmu politik ada pada bangsa dan negara. Suatu suku bangsa dapat memiliki lebih dari satu negara contoh bangsa arab. Suatu ras terdiri atas lebih dari satu negara bukan lagi menjadi suatu persoalan contoh Amerika dan indonesia.
            Negara tidak dilihat dari kesamaan kultural dan biologis melainkan Negara digambarkan adanya satu struktur kekuasaan monopoli dan penggunaan fisik terhadap batas batas wilayah yang jelas. Jadi negara berdasarkan atas persamaan struktur kekuasaan yg memerintahnya.

Proses Pembentuk Bangsa-Negara
            Proses pembentukan suatu negara yang terdiri atas berbagai suku bangsa dan ras akan membentuk suatu bangsa baru dengan maksud atau tujuan agar dapat bertahan lama, terbentuknya suatu negara terpusat akan membentuk nasionalitas yang menjadi proses terbentuknya suatu bangsa. Pengertian satu bangsa berbeda dengan Bangsa-Negara, Ben Anderson merumuskan pengertian bangsa yang unik, menurutnya bangsa merupakan komunitas politik yang dibayangkan (imaginated political community) dalam wilayah yang jelas batasnya dan berdaulat. Yang menjadi dasarnya berkata seperti itu adalah karena bangsa yang kecil sekalipun anggotanya tidak mengenal satu sama lain, dibayangkan secara terbatas karena bangsa yang besar mempunyai wilayah yang relatif jelas, memang banyak kesenjangan dari bangsa yang menurutnya dibayankan ini tapi, para anggota bangsa itu selalu memandang satu sama lin sebagai saudara sebangsa dan setanah air sehingga rela mati karenanya.
            Secara umum dikenal ada dua model proses pembentukan negara negara pertama Ortodoks yang bermuka dari adanya suatu bangsa terlebih dahulu untuk kemudian bangsa itu membentuk suatau negara sendiri. Setelah terbentuk kemudian suatu rezim politik dirumuskan dan ditetapkan, dan sesuai dengan pilihan rezim itu, kedua model muktakhir yang berawal adanya suatu negara , yang terbentuk melalui proses tersendiri yang penduduknya terdiri atas berbagai kelompok suku bangsa dan ras.
            Kesadaran politik mulai muncul dikalangan kelompok suku bangsa utnuk berprastisipasi dalam proses yang akan membawa mereka pada pertanyaan yang lebih mendasar. Pertanyaan ini berkaitan dengan pilihan rezim politik. Suatu bangsa akan terbentuk apabila masalah masalah politik disepakati jawabannya. Proses politisasi yang dilakukan secara memadai, memungkinkan akan terdapatnya satu atau lebih kelompok atau suku bangsa  yang tidak bersedia ikut serta dalam bangsa yan dibangun bisa saja disebabkan oleh ketidak setujuan mereka terhadap pilihan bentuk partisasi rezim politik. Hal inilah juga yang menyebabkan beberapa suku bangsa menginginka adanya kompromi atau daerah istimewa dengan aturan khusus. Kedua model tadi berbeda  dalam empat hal berikut. Pertama ada tidaknya perubahan unsur dalam pengelompokan masyarakat, kedua lamanya waktu yang diperlukan dalam proses pembentukan Bangsa-Negara. Ketiga kesadaran politik dalam model ortodoks muncul setelah terbentuknya Bangsa-Negara. Keempat derajat  pentingnya partisisasi politik dan rezim politik dianggap sebagai hal terpisah dari integrasi nasional.
            Model diatas sangat berguna dalam menggambarkan secara sederhana proses pembentukan bangsa-negara yang dalam kenyataan bersifat rumit. Namun mengandung tiga kekurangan pokok. Pertama memandang proses pemebentukan bangsa-negara yang bersifat rumit. Kedua, faktor historis khususnya hal ihwal yang berkaitan dengan pengalaman penjajahan tidak dimasukkan dalam model tersebut. Ketiga, dalam kenyataan tidak hanyadua model pembentukan bangsa-negara.

Faktor Faktor Pembentukan Identitas Bersama
Faktor faktor pembentuk identitas bersama dipengaruhi oleh pembentukan bangsa-negara untuk menyatukan masyarakat ada enam faktor yang pertama secara Primodial. Ikatan kekerabatan kesemaan suku bangsa, daerah, bahasa, adat istiadat adalah faktor faktor primordial yang membentuk suatu negara, hal diatasa juga tidak menjamin terbentuknya suatu bangsa karena kemajemukan suatu negara mempersukar pemebentukan nasionalitas baru. Kedua, Tokoh yang kepemimpinnnya disegani dan dihormati secara luas oleh masyarakat banyak dapat pula menjadi faktor yang berpengaruh, Tokoh yang dapat memeberikan jalan keluar bagis bangsa yang tengah berjuang diri untuk membebaskan diri dari belenggu penjajah. Pemimpin juga tidak dapat menjami karena kepemimpinan bersifat sementara ada dua penyebab yang pertama adalah karena faktor usia dan yang kedua kepemimpinan berkaitan dengan perkembangan masyarakat,  Masyarakat yang berubah juga juga inigin memiliki  tipe pemimpin yang berubah juga.
            Ketiga faktor pembentukan identitas juga dipengaruhi oleh sejarahnya presepsis yang sama tentang pengalaman masa lalu seperti penderitaan yang disebabkan oleh penjajahan dan tekad dan tujuan yang sama. hal diataslah yang menjadi tekad untuk menjadikan mereka suatu bangsa karena itu dapat membentuk rasa kekitaan.
            Bhineka tunggal ika atau “berbeda tapi tetap satu jua” juga menjadi identitas pembentuk suatu bangsa yang menjadi prinsip pemersatu diantara perbedaan yang ada, juga dapat menumbuhkan kesetiaan ganda walaupun tetap memiliki identitas kelompok yang berbeda satu sama lainnya.
            Kesakralan dalam hal ini kesamaan agama juga menjadi faktor terbentuknya bangsa yang menjadi ideologi droktiner. Agama dan ideologi droktiner tidak semata mata bagaimana eharusnya hidup karena yang menggambarkan hidup seharusnya dengan tujuan suci. Walaupun hal ini tidak menjamin dapat suatu negara dan bangsa tapi hal ini dapat menumbuhkan rasa nasionalis.
            Perkembangan ekonomi hal yang juga dapat menjadi faktor pembentuk suatu bangsa dan negara yang mana hal ini dapat melahirkan pekerjaan yang beraneka ragam yang dapat melahirkan juga rasa saling membutuhkan dalam berbagai jenis pekerjaan, semakin kuat rasa ketergantungan inilah yang dapat membentuk suatu bangsa hal ini disebut sebagai solidaritas ekonomi oleh Durkheim. Yang terkahir adalah kelembagaan, inilah faktor lain yang membentuk bangsa yang berupa lembaga lembaga pemerintahan dan politik, seperti birokrasi, angkatan bersenjata, dan partai politik.

Ideologi Nasional
            Ideoligi merupakan gagasan untuk kebaikan bersama Yang dirumuskan dalam bentuk tujuan yang hendak dicapai dan bagaiman cara mencapainya. Ideologi juga dapat dikatakan sebagai suatu pandangan atau sistem nilai dan mendalam tentang tujuan yang hendak dicapai oleh suatu masyarakat, dan cara cara yang paling baik untuk mencapai tujuan tersebut. Ada dua fungsi ideologi yang pertama, mejadi tujuan atau cita cita dan yang kedua, sebagai alata untuk mempersatukan masyarakat.
            Dalam masyarakat majemuk juga memiliki pandangan atau sistem nilai yang dipegang sebagai landasan untuk memajukan kepentingan yang khas. Sistem nilai juga dapat disebut sebagai sub-ideologi yang dimasyarakat majemuk terdapat banyak subideologi. Ideologi nasional diambil dari nilai yang paling benar, seusuai, baik, adil yang dapat menyatukan berbagai macam kelompok.

Negara: Sistem Dominasi dan Konsensus
            Negara merupakan hubungan sosial yang bersifat dominatif dilihat dari sudut pandang negara dari dan Masyarakat. Hubungan hubungan dominasi yang harus didukung oleh sebuah negara dan harus mengorganisasikannya. Dominasi berasal dari institusi institusi yang biasanya memonoli sarana paksaan secara pisik diwilayah tertentu.
            Negara dipandang memiliki kewenangan yang sah untuk memepertahanakan sistem dominasi sosial. Berdasarakan perspektif itu negara dipandang sebagai suatu hubungan dominasi yang mewakli kepentingan komponen masyarakat yang dominan dalam realistis analitis, negara merupakan aspek politik hubungan sosial yang bersifat dominatif dan dalam wujuda yang kongkret. Menurut  kedua wajah tersebut menyatakan lembga lembaga negara merupakan suatu rasionalitas ang berdiri diatas masyarakt adalah kurang tepat. Fokus pengorganisasian dan pengorganisasian konsensus secara umun yang menjadi fokus suatu negara yang akan menjadi dasar legitimasi. Manakala negara mempunyai “mediasi” negara harus mengkonsensus mengenai kepentinga umum.
Identitas bangsa kolektif yang mendefenisikan “kita” merupakan pengertian bangsa yang mengandung makna solidaritas yag didrikan dari kemajemukan berbagai macam suku bangsanya. Ke-kitaan menjadi simbol yang kuat sebagai yang diwujudkan dari berbagai macam hal contoh ideologi, bendera, dan lagu nasional. Negara mempertahankan kekuasaan bukan hanya dominasi fisik oleh polis, militer, dan birokrasi tetapi juga oleh ideologis melalui media komunikasi massa dan pendidikan dan tekhnologi dan negara mempertahankan kekuasaan tidak hanya dengan paksaan fisik, tetapi juga dengan persuasi dan persetujuan rakyat.

Integrasi Politik
            Integrasi politik tediri dari lima poin yg pertama, Integrasi Bangsa ialah proses penyatuan berbagai kelompok sosial budaya dalam kesatuan wilayah dan dalam suatu identitas nasional. Kedua, Integrasi wilayah merupakan pembentukan kewenanangan nasionla pusat terhadap wilayah atau daerah politik yang lebih kecil, yang terdiri atas satu atau lebih kelompok budaya. Ketiga, Integrasi Nilai ialah persetujuan bersama mengeni tujuan tujuan prinsip dasar politik, dan prosedur penyelesaian konflikdan permasalan bersama lainnya. Keempat, integrasi elit dengan khalayak ialh upaya untuk menghubungkan antara golongan elit yang memerintah dan khalayak atau rakyat yangdiperintah. Kelima, perilaku integratif ialah kesidaan warga masyarakat untuk bekerja sama dalam suatu organisasi besar dan berpelilaku sesuai dengan cara yang dapat membantu pencapaian  tujuan organisasi.
            Selain kesamaan identitas yang biasanya menjadi faktor pembentukan suatu negara dan Bangsa-Negara hal diatas juga menjadi hal hal yang penting dalam proses pembentukan ada satu yang sulit diabaikan dalam pembentukan suatu bangsa dan negara yaitu wilayah yang jelas karena wilayah bukan hnya sebagai tempat bernaung dan berlindung tapi juga merupakan tempat untuk menjadi sumber kehidupan, karena di tempat itu masyarakat hidup dalam berbagai macam usaha seperti bercocok tanam dan lain lain.
            Integrasi politik ialah penyatuan masyarakat dengan sistem politik menurut Weiner. Dia menunjukkan betapa penting integrasi politik oleh suatu bangsa dan integrasi politik telah saya jelaskan sedikit setidaknya ada lima jenis integrasi bangsa yang telah dijelaskan.
             
             

Kesialan dan Kesabaran

Ini adalah sepenggal kisah Saya selama hidup di yogya. bermula dari bangun tidur yang penuh dengan kepenatan menyiksa kepala dan pikiran. Pagi itu Saya bangun seperti biasanya lansung buka laptop dengan rencana ngerjain tugas buat dikumpulin keesokan harinya, sialnya yang terjadi malah laptop tidak start up alias hung atau crash, try to fix it but failed, ya sudah jalan satu satunya instal ulang jadi pilihan.....
                Kesialan tidak hanya sampai disitu dan belum sampai puncaknya habis ngisttal ulang laptop Saya lupa  back up data akhirnya hilanglah aplikasi premium yang dibeli dengan harga yang lumayan bagi Mahasiswa so’ hemat seperti Saya ini hahahahahahahaha.....
                Lanjut cerita Saya seperti orang yang dinaungi kesialan di hari itu, pada malam harinya Saya jatuh dari motor keserempet terseret setengah meter kurang lebih, ini juga gara gara tugas Pengantar Ilmu Politik yang belum kelar kronologis kejadiannya seperti ini, malam itu keluar dengan perut belum terisi tujuan utama nyari bukuny Ramlan Surbakti “pengantar Ilmu Politik” lansung tancap gas bareng teman Saya yang namanya Abdul Karim. Sampai ditujuan eh ternyata bukunya kosong, dan disetiap toko buku yang kita datangin stoknya kosong “maaf Dek bukunya kosong” itu kalimat umum yang di pakai oleh mas dan mbak penjaga toko buku sial ngga’ tu.  setelah penjajalan di berbagai toko buku yang gatot alias gagal total kucoba telpon teman yang siapa tau dia ada bukunya. Alhamdulillah ada ! oke kita tancap gas ketempat temanku yang kebetulan tinggal di asrama Mahasiswa UMY yang lebih dikenal dengan Unires. Di perjalanan kesana Saya lewat jalanan yang tidak biasa Saya lewati kalo di yogya dikenal dengan pojok benteng entah barat atau selatan kurang tau lebih tepatnya, nah disitu saya jatuh dari motor  pada saat mau belok Saya ragu karena jalanan ini masih agak asing dan membingungkan nah tiba tiba dari arah belakang muncul motor lain yang kencangnya minta ampun jadilah Saya bahan tabrakan jatuh juga kan. Untung tidak terjadi hal yang fatal bagi kami berdua, tapi kami dapat makian dari pengguna jalan yang lainnya...
                Itulah pengalaman Saya yang tentu kurang lengkap karena malas nulisnya dan masih belum menemukan kata yang tepat untuk mengungkapkannya alias masih pemula. Hikmah yang  Saya dapat dari pengalaman Saya ini banyak salah satunya jangan ngeluh dan mudah nyerah seseorang tidak dinilai dari seberapa suksesnya dia tapi dari ketika dia terjatuh masih sanggup bangun lagi dan sampai dipuncak. Kesialan memang menimpa Saya di hari itu tapi masih banyak yang harus kita syukuri dari apa yang telah diberikan Allah kepada kita “Alhamdulillah” adalah kata yang tepat dan telah diajarkan kepada kita untuk mengungkapkannya, masih banyak juga orang diluar sana yang lebih parah nasibnya ketimbang Saya yang masih penuh dengan kekurangan ini. Hampir lupa hari itu Minggu 16 oktober 2011.  

Sepengggal Ilmu dari Machiavelli

Jumat, 14 Oktober 2011

Politik Machiavelli

Banyak Orang menyebut bahwa Politik yang diajarkan oleh Machiavelli adalah politik yang kotor, kejam, jahat, dan bahkan Machiavelli disebut sebagai sebuah lambang dari politikus yang suka menghasut, licik, tidak kenal moral dan menghalalkan segala cara, tapi apakah semua itu betul ? itu semua terjadi karena kesalah pahaman orang orang pada masanya dan bahkan itu terjadi sampai saat ini.
Machiavelli adalah seorang politikus dari zaman Renaisance lahir di Florence, italia 3 Mei 1469 selain sebagai politikus Machiavelli juga dikenal sebagai seorang filsuf dan diplomat, Machiavelli sangat disegani di zamannya khusunya di eropa dengan dua bukunya yang sangat terkenal Discorsi sopra la prima deca di Tito Livio (Diskursus tentang Livio) dan Il Principe (Sang Pangeran).
Semenjak ajaran Machiavelli disebar luaskan terdapat dua pendapat ada yang mendukung ada pula yang mengutuknya habis habisan. Machiavelli di puja atau didukung karena dirinya mengajarkan paham realis sejati yang beri mengunkap fakta dan keadaan keadaan seperti apa adanya, dan dia juga dikutuk karena ajarannya yang menghalakan segara cara dan tanpa memeperdulikan nilai nilai moral yang ada hal itu disebabkan oleh satu hal yaitu ajaran Machiavelli dipandang secara tidak utuh. Saya menulis ini juga sadar selama ini apa yang Saya pahami dari ajarannnya juga tidak utuh dan baru kali ini juga Saya mempelajarinya tapi Saya yakin bahwa ada tujuan baik dibalik apa yang diajarkan oleh Machiavelli. Sebagai contoh dalam bukunya Il Principe bab IX Machiavelli mengajarkan bagaimana seorang penguasa mempertahankan kekuasaannya. Caranya adalah dengan menarik hati dan simpati rakyat. Cara untuk menarik simpati dan hati rakyat tentu saja dengan berbuat baik kepada mereka bukannya malah dengan kekerasan atau dengan tindakan yang kejam, jadi politik yang diajarkan Machiavelli adalah politik yang menyatu padankan berbagai macam pikiran entah yang baik dan yang buruk dan dikumpul jadi satu untuk mempertahankan kekuasaan, itu menurut pendapat Saya.
Ajaran Machiavelli sebenarnya lahir sesuai kondisi atau apa yang dia hadapi di masanya itu dimana Italia sedang menghadapi berbagai macam masalah di semua bidang terlebih lagi di bidang politik. Machiaelli juga menjadi penasehat dari Pangeran Medici yang saat itu harus mempertahankan kedudukannya. Pada waktu itu Machiavelli mengajarkan bahwa untuk meraih seusatu harus menghalakan segala cara ( the end justifies the means). Machiavelli juga mengajarkan  tujuan utama dari berpolitik adalah untuk memperoleh kekuasaan dan mempertahankannya oleh karena itu penguasa tidak cukup jika hanya mempunyai sifat pemberani, gagah perkasa, dan mengandalkan kemujuran tapi penguasa juga harus melihat kondisi dan mempunyai perhitungan yang cerdas dalam mengambil berbagai tindakan, atas dasar inilah acapkali para penguasa memakai cara yg kejam dan brutal untuk mempertahankan kekuasaan yang telah di pegangnya.
Machiavelli di dalam bukunya Il Prince membahas mengenai bagaimana seorang pemimpin selayaknya memimpin sebuah negara.Di dalam buku tersebut dibahas beberapa cara yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mendapatkan, memperbesar serta mempertahankan kekuasaan salah satunya adalah yang tertera diatas.
Salah satu ajaran Machiavelli yang lain, adalah keterkaitan antara agama dan politik. Menurut pandangan Machiavelli seorang penguasa seharusnya menjadikan agama sebagai alat
atau kekuasaan. Bagi Machiavelli, agama memiliki nilai dan kepentingan politik  praktis untuk mengintegrasikan negara, membina loyalitas, kepatuhan serta ketundukan rakyat terhadap otoritas penguasa. Hal ini di contohkan Machiavelli pada bangsa Romawi dengan agamanya pada saat itu adalah agama Romawi Kuno. Agama juga dapat membantu dalam hal mengendalikan negara, menumbuhkan harapan dan semangat rakyat, menghasilkan orang-orang baik dan memalukan orang-orang jahat, dan sebagainya. Olehkarena itu, di mana ada agama, maka akan mudah mengajarkan kepada rakyat mengenai senjata. Akan tetapi, apabila tanpa adanya agama, maka akan sulit untuk memperkenalkan senjata kepada rakyat. Machiavelli juga beranggapan bahwa agama hanyalah sebuah pranata dalam kehidupan bermasyarakat yang bisa difungsikan. Dalam hal ini, gagasannya mengenai agama bersifat sekuler. Karena agama sebagai salah satu instrumen penting dalam mendapatkan, memperbesar serta mempertahankan kekuasaan, oleh sebab itu, sudah semestinya negara harus bisa mengintervensi agama. Dari pandangan Machiavelli mengenai agama ini dapat kita kategorikan Machiavelli sebagai penganut utilitarianisme dan pragmatisme.

Menurut Machiavelli dalam hal moralitas seorang pemimpin, bahwa seorang penguasa sudah seharusnya bisa membentuk opini umum yang bisa mengendalikan tingkahlaku warganya. Oleh karena itu, untuk memperkokoh kekuasaan, penguasa harus dapat memobilisasi segala nafsu rendah mereka yang ingin dikuasainya demi mencapai tujuannya tersebut. Dalam hal ini, ia mengibaratkan seorang pemimpin berwatakkan sebagai manusia maupun binatang buas. Untuk mencapai tujuannya, seorang penguasa tidak harus pertimbangan-pertimbangan moral.
Di satu sisi, seorang penguasa harus bisa bertindak sangat bermoralistis, seperti bersikap jujur, berendah hati, tetapi hal tersebut difungsikan pada saat ingin memperoleh tujuannya tersebut. Namun, apabila kondisi mendesak guna menjaga stabilitas, seorang penguasa harus bersikap sebaliknya, yaitu amoral.
Machiavelli juga mengajarkan bahwa kekuatan dasar sebuah Negara ada pada Tentara atau pasukan yang dimilikinya, seorang pangeran harus memiliki sebuah fondasi yang kuat. Apabila tidak, maka dia pasti akan dapat dihancurkan. Fondasi yang paling utama dari semua negara, baik negara yang baru, lama, adalah undang-undang dan pasukan atau Tentara yang bagus. Karena undang undang yang bagus tidak akan terbentuk apabila tidak terdapat pasukan yang kuat, dan di mana terdapat pasukan yang kuat maka akan ada undang-undang yang bagus. Tambahnya lagi, pasukan yang dimilikinya tersebut haruslah pasukan sendiri dan pasukan yang mempunyai loyalitas yang tinggi. Machiavelli beranggapan pasukan bayaran maupun pasukan asing (bantuan) tidak akan ada gunanya apabila dimanfaatkan/digunakan. Dalam hal ini, Machiavelli mengambil contoh seperti apa yang pernah di praktekkan oleh kerajaan Florence. Pada saat itu Florence menyewa tentara sewaan pimpinan Vitelli untuk merebut Pisa. Berhubung bayaran yang di dapat oleh Vitelli dari Pisa lebih besar dari yangdiberikan oleh Florence, maka Vitelli pun mengurungkan niatnya untuk menyerang kota Pisa, hal inilah juga yang menjadi dasar bahwa sebuah Negara harus memiliki tentara yang tangguh dan loyal.
Beberapa hal diatas adalah apa yang diajarkan Machiavelli dan di tulis olehnya, kalau menurut Saya pribadi apa yang telah diajarkan dan di tulis oleh Machiavelli adalah  hal yang wajar wajar saja mengingat ajaran ini  sukses untuk mempertahankan takhta Pangeran Medici dan ajaran ini cocok dizamannya dan bahkan cocok untuk dipakai dizaman sekarang, salah satu ajarannnya penguasa tidak hanya harus bersikap ramah, berani, baik dan lain lain, tetapi kadang pula penguasa harus bertindak tegas agar kekuasaannya tidak dirongrong atau direbut oleh pihak lain.
Berikut adalah salah satu ajaran Machiavelli yang saya dapat dari sebuah sumber. Pada saat itu Machiavelli telah menyodorkan sebuah pertanyaan: apakah seorang pangeran (penguasa) lebih baik dicintai atau ditakuti, dan jawaban Machiavelli adalah lebih baik kalau keduanya. Tetapi kalau harus memilih salah satunya, ia lebih baik ditakuti. Cinta diikat oleh kewajiban yang membuat seseorang mementingkan dirinya sendiri dan ikatan itu akan putus kalau ia berhadapan dengan kepentingannya sendiri. Tetapi takut didorong oleh kecemasan kena hukuman (Bab 17: The prince). Sebagai contoh Tahun 2007  Presiden Rusia Vladimir Putin diberi gelar “The Person of the year”oleh majalah Time.  Sebelum terpilihnya Putin sebagai presiden Rusia, banyak pengamat politik baik di Rusia maupun internasional menilai bahwa kepemimpinannya nanti akan lebih otoriter dan keras. Dari sebuah jajak pendapat di Rusia pada waktu itu mengindikasikan bahwa hanya 13 persen masyarakat Rusia akan memilih Putin.  Tetapi selama periode kekuasaannya perekonomian Rusia menjadi lebih baik. Di akhir masa jabatannya dukungan itu berbalik menjadi 83 persen walaupun selama masa kepemimpinannya ada begitu banyak persoalan, kekuasaannya diklaim banyak melanggar HAM  karena sikapnya yang keras terhadap pihak yang mengoposisinya. Machiavelli bagi sebagian orang memang adalah tokoh yang dianggap sebagai orang yang mengajarkan sesuatu paham salah tapi kalau dilihat dari sisi yang berbeda ternyata ajaran Machiavelli sangat bagus dan dapat digunakan di politik praktis coba saja kita pikirkan jika ada seseorang atau sekelompok orang yang ingin merebut kekuasaan yang telah kita pegang apakah kita akan tinggal diam saja ? tentu saja jawabannya tidak  dan kita akan segera melakukan berbagai cara untuk mempertahankan apa yang telah kita pegang dan tentu saja tidak akan merelakannya begitu saja. Tentu saja masih banyak hal yang belum sempat Kutuliskan tentang Machiavelli sekian.

Rabu, 19 Oktober 2011

Bangsa Dan Negara


Ini dia tugas yang Saya kerjakan sampai harus terjatuh dari motor cuman disuruh meringkas dari buku Ramlan Surbakti “Memahami Ilmu Politik” bab 3 Bangsa Dan Negara
Bangsa Dan Negara
            Pengelompokan Manusia berdasar Kepada jenis Kelamin dikenal dengan Pria dan wanita, dari adat istiadat berdasar kepada bahasa suku bangsa dikenal dengan contoh Mandar, jawa, Arab, dan Rusia dan lain lain. Berdasar ciri fisik Mongoloid, Eropa, Melayu, dan Melanesia. Menurut Iman, Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan Sinto. Seluruh kategori diatas dipelajari berdasarkan Bangsa dan Negara.
            Ada dua konsep apabila permasalahan bangsa dan negara dibahas, masalah suku bangsa dan negara. Pusat ilmu politik ada pada bangsa dan negara. Suatu suku bangsa dapat memiliki lebih dari satu negara contoh bangsa arab. Suatu ras terdiri atas lebih dari satu negara bukan lagi menjadi suatu persoalan contoh Amerika dan indonesia.
            Negara tidak dilihat dari kesamaan kultural dan biologis melainkan Negara digambarkan adanya satu struktur kekuasaan monopoli dan penggunaan fisik terhadap batas batas wilayah yang jelas. Jadi negara berdasarkan atas persamaan struktur kekuasaan yg memerintahnya.

Proses Pembentuk Bangsa-Negara
            Proses pembentukan suatu negara yang terdiri atas berbagai suku bangsa dan ras akan membentuk suatu bangsa baru dengan maksud atau tujuan agar dapat bertahan lama, terbentuknya suatu negara terpusat akan membentuk nasionalitas yang menjadi proses terbentuknya suatu bangsa. Pengertian satu bangsa berbeda dengan Bangsa-Negara, Ben Anderson merumuskan pengertian bangsa yang unik, menurutnya bangsa merupakan komunitas politik yang dibayangkan (imaginated political community) dalam wilayah yang jelas batasnya dan berdaulat. Yang menjadi dasarnya berkata seperti itu adalah karena bangsa yang kecil sekalipun anggotanya tidak mengenal satu sama lain, dibayangkan secara terbatas karena bangsa yang besar mempunyai wilayah yang relatif jelas, memang banyak kesenjangan dari bangsa yang menurutnya dibayankan ini tapi, para anggota bangsa itu selalu memandang satu sama lin sebagai saudara sebangsa dan setanah air sehingga rela mati karenanya.
            Secara umum dikenal ada dua model proses pembentukan negara negara pertama Ortodoks yang bermuka dari adanya suatu bangsa terlebih dahulu untuk kemudian bangsa itu membentuk suatau negara sendiri. Setelah terbentuk kemudian suatu rezim politik dirumuskan dan ditetapkan, dan sesuai dengan pilihan rezim itu, kedua model muktakhir yang berawal adanya suatu negara , yang terbentuk melalui proses tersendiri yang penduduknya terdiri atas berbagai kelompok suku bangsa dan ras.
            Kesadaran politik mulai muncul dikalangan kelompok suku bangsa utnuk berprastisipasi dalam proses yang akan membawa mereka pada pertanyaan yang lebih mendasar. Pertanyaan ini berkaitan dengan pilihan rezim politik. Suatu bangsa akan terbentuk apabila masalah masalah politik disepakati jawabannya. Proses politisasi yang dilakukan secara memadai, memungkinkan akan terdapatnya satu atau lebih kelompok atau suku bangsa  yang tidak bersedia ikut serta dalam bangsa yan dibangun bisa saja disebabkan oleh ketidak setujuan mereka terhadap pilihan bentuk partisasi rezim politik. Hal inilah juga yang menyebabkan beberapa suku bangsa menginginka adanya kompromi atau daerah istimewa dengan aturan khusus. Kedua model tadi berbeda  dalam empat hal berikut. Pertama ada tidaknya perubahan unsur dalam pengelompokan masyarakat, kedua lamanya waktu yang diperlukan dalam proses pembentukan Bangsa-Negara. Ketiga kesadaran politik dalam model ortodoks muncul setelah terbentuknya Bangsa-Negara. Keempat derajat  pentingnya partisisasi politik dan rezim politik dianggap sebagai hal terpisah dari integrasi nasional.
            Model diatas sangat berguna dalam menggambarkan secara sederhana proses pembentukan bangsa-negara yang dalam kenyataan bersifat rumit. Namun mengandung tiga kekurangan pokok. Pertama memandang proses pemebentukan bangsa-negara yang bersifat rumit. Kedua, faktor historis khususnya hal ihwal yang berkaitan dengan pengalaman penjajahan tidak dimasukkan dalam model tersebut. Ketiga, dalam kenyataan tidak hanyadua model pembentukan bangsa-negara.

Faktor Faktor Pembentukan Identitas Bersama
Faktor faktor pembentuk identitas bersama dipengaruhi oleh pembentukan bangsa-negara untuk menyatukan masyarakat ada enam faktor yang pertama secara Primodial. Ikatan kekerabatan kesemaan suku bangsa, daerah, bahasa, adat istiadat adalah faktor faktor primordial yang membentuk suatu negara, hal diatasa juga tidak menjamin terbentuknya suatu bangsa karena kemajemukan suatu negara mempersukar pemebentukan nasionalitas baru. Kedua, Tokoh yang kepemimpinnnya disegani dan dihormati secara luas oleh masyarakat banyak dapat pula menjadi faktor yang berpengaruh, Tokoh yang dapat memeberikan jalan keluar bagis bangsa yang tengah berjuang diri untuk membebaskan diri dari belenggu penjajah. Pemimpin juga tidak dapat menjami karena kepemimpinan bersifat sementara ada dua penyebab yang pertama adalah karena faktor usia dan yang kedua kepemimpinan berkaitan dengan perkembangan masyarakat,  Masyarakat yang berubah juga juga inigin memiliki  tipe pemimpin yang berubah juga.
            Ketiga faktor pembentukan identitas juga dipengaruhi oleh sejarahnya presepsis yang sama tentang pengalaman masa lalu seperti penderitaan yang disebabkan oleh penjajahan dan tekad dan tujuan yang sama. hal diataslah yang menjadi tekad untuk menjadikan mereka suatu bangsa karena itu dapat membentuk rasa kekitaan.
            Bhineka tunggal ika atau “berbeda tapi tetap satu jua” juga menjadi identitas pembentuk suatu bangsa yang menjadi prinsip pemersatu diantara perbedaan yang ada, juga dapat menumbuhkan kesetiaan ganda walaupun tetap memiliki identitas kelompok yang berbeda satu sama lainnya.
            Kesakralan dalam hal ini kesamaan agama juga menjadi faktor terbentuknya bangsa yang menjadi ideologi droktiner. Agama dan ideologi droktiner tidak semata mata bagaimana eharusnya hidup karena yang menggambarkan hidup seharusnya dengan tujuan suci. Walaupun hal ini tidak menjamin dapat suatu negara dan bangsa tapi hal ini dapat menumbuhkan rasa nasionalis.
            Perkembangan ekonomi hal yang juga dapat menjadi faktor pembentuk suatu bangsa dan negara yang mana hal ini dapat melahirkan pekerjaan yang beraneka ragam yang dapat melahirkan juga rasa saling membutuhkan dalam berbagai jenis pekerjaan, semakin kuat rasa ketergantungan inilah yang dapat membentuk suatu bangsa hal ini disebut sebagai solidaritas ekonomi oleh Durkheim. Yang terkahir adalah kelembagaan, inilah faktor lain yang membentuk bangsa yang berupa lembaga lembaga pemerintahan dan politik, seperti birokrasi, angkatan bersenjata, dan partai politik.

Ideologi Nasional
            Ideoligi merupakan gagasan untuk kebaikan bersama Yang dirumuskan dalam bentuk tujuan yang hendak dicapai dan bagaiman cara mencapainya. Ideologi juga dapat dikatakan sebagai suatu pandangan atau sistem nilai dan mendalam tentang tujuan yang hendak dicapai oleh suatu masyarakat, dan cara cara yang paling baik untuk mencapai tujuan tersebut. Ada dua fungsi ideologi yang pertama, mejadi tujuan atau cita cita dan yang kedua, sebagai alata untuk mempersatukan masyarakat.
            Dalam masyarakat majemuk juga memiliki pandangan atau sistem nilai yang dipegang sebagai landasan untuk memajukan kepentingan yang khas. Sistem nilai juga dapat disebut sebagai sub-ideologi yang dimasyarakat majemuk terdapat banyak subideologi. Ideologi nasional diambil dari nilai yang paling benar, seusuai, baik, adil yang dapat menyatukan berbagai macam kelompok.

Negara: Sistem Dominasi dan Konsensus
            Negara merupakan hubungan sosial yang bersifat dominatif dilihat dari sudut pandang negara dari dan Masyarakat. Hubungan hubungan dominasi yang harus didukung oleh sebuah negara dan harus mengorganisasikannya. Dominasi berasal dari institusi institusi yang biasanya memonoli sarana paksaan secara pisik diwilayah tertentu.
            Negara dipandang memiliki kewenangan yang sah untuk memepertahanakan sistem dominasi sosial. Berdasarakan perspektif itu negara dipandang sebagai suatu hubungan dominasi yang mewakli kepentingan komponen masyarakat yang dominan dalam realistis analitis, negara merupakan aspek politik hubungan sosial yang bersifat dominatif dan dalam wujuda yang kongkret. Menurut  kedua wajah tersebut menyatakan lembga lembaga negara merupakan suatu rasionalitas ang berdiri diatas masyarakt adalah kurang tepat. Fokus pengorganisasian dan pengorganisasian konsensus secara umun yang menjadi fokus suatu negara yang akan menjadi dasar legitimasi. Manakala negara mempunyai “mediasi” negara harus mengkonsensus mengenai kepentinga umum.
Identitas bangsa kolektif yang mendefenisikan “kita” merupakan pengertian bangsa yang mengandung makna solidaritas yag didrikan dari kemajemukan berbagai macam suku bangsanya. Ke-kitaan menjadi simbol yang kuat sebagai yang diwujudkan dari berbagai macam hal contoh ideologi, bendera, dan lagu nasional. Negara mempertahankan kekuasaan bukan hanya dominasi fisik oleh polis, militer, dan birokrasi tetapi juga oleh ideologis melalui media komunikasi massa dan pendidikan dan tekhnologi dan negara mempertahankan kekuasaan tidak hanya dengan paksaan fisik, tetapi juga dengan persuasi dan persetujuan rakyat.

Integrasi Politik
            Integrasi politik tediri dari lima poin yg pertama, Integrasi Bangsa ialah proses penyatuan berbagai kelompok sosial budaya dalam kesatuan wilayah dan dalam suatu identitas nasional. Kedua, Integrasi wilayah merupakan pembentukan kewenanangan nasionla pusat terhadap wilayah atau daerah politik yang lebih kecil, yang terdiri atas satu atau lebih kelompok budaya. Ketiga, Integrasi Nilai ialah persetujuan bersama mengeni tujuan tujuan prinsip dasar politik, dan prosedur penyelesaian konflikdan permasalan bersama lainnya. Keempat, integrasi elit dengan khalayak ialh upaya untuk menghubungkan antara golongan elit yang memerintah dan khalayak atau rakyat yangdiperintah. Kelima, perilaku integratif ialah kesidaan warga masyarakat untuk bekerja sama dalam suatu organisasi besar dan berpelilaku sesuai dengan cara yang dapat membantu pencapaian  tujuan organisasi.
            Selain kesamaan identitas yang biasanya menjadi faktor pembentukan suatu negara dan Bangsa-Negara hal diatas juga menjadi hal hal yang penting dalam proses pembentukan ada satu yang sulit diabaikan dalam pembentukan suatu bangsa dan negara yaitu wilayah yang jelas karena wilayah bukan hnya sebagai tempat bernaung dan berlindung tapi juga merupakan tempat untuk menjadi sumber kehidupan, karena di tempat itu masyarakat hidup dalam berbagai macam usaha seperti bercocok tanam dan lain lain.
            Integrasi politik ialah penyatuan masyarakat dengan sistem politik menurut Weiner. Dia menunjukkan betapa penting integrasi politik oleh suatu bangsa dan integrasi politik telah saya jelaskan sedikit setidaknya ada lima jenis integrasi bangsa yang telah dijelaskan.
             
             

Kesialan dan Kesabaran

Ini adalah sepenggal kisah Saya selama hidup di yogya. bermula dari bangun tidur yang penuh dengan kepenatan menyiksa kepala dan pikiran. Pagi itu Saya bangun seperti biasanya lansung buka laptop dengan rencana ngerjain tugas buat dikumpulin keesokan harinya, sialnya yang terjadi malah laptop tidak start up alias hung atau crash, try to fix it but failed, ya sudah jalan satu satunya instal ulang jadi pilihan.....
                Kesialan tidak hanya sampai disitu dan belum sampai puncaknya habis ngisttal ulang laptop Saya lupa  back up data akhirnya hilanglah aplikasi premium yang dibeli dengan harga yang lumayan bagi Mahasiswa so’ hemat seperti Saya ini hahahahahahahaha.....
                Lanjut cerita Saya seperti orang yang dinaungi kesialan di hari itu, pada malam harinya Saya jatuh dari motor keserempet terseret setengah meter kurang lebih, ini juga gara gara tugas Pengantar Ilmu Politik yang belum kelar kronologis kejadiannya seperti ini, malam itu keluar dengan perut belum terisi tujuan utama nyari bukuny Ramlan Surbakti “pengantar Ilmu Politik” lansung tancap gas bareng teman Saya yang namanya Abdul Karim. Sampai ditujuan eh ternyata bukunya kosong, dan disetiap toko buku yang kita datangin stoknya kosong “maaf Dek bukunya kosong” itu kalimat umum yang di pakai oleh mas dan mbak penjaga toko buku sial ngga’ tu.  setelah penjajalan di berbagai toko buku yang gatot alias gagal total kucoba telpon teman yang siapa tau dia ada bukunya. Alhamdulillah ada ! oke kita tancap gas ketempat temanku yang kebetulan tinggal di asrama Mahasiswa UMY yang lebih dikenal dengan Unires. Di perjalanan kesana Saya lewat jalanan yang tidak biasa Saya lewati kalo di yogya dikenal dengan pojok benteng entah barat atau selatan kurang tau lebih tepatnya, nah disitu saya jatuh dari motor  pada saat mau belok Saya ragu karena jalanan ini masih agak asing dan membingungkan nah tiba tiba dari arah belakang muncul motor lain yang kencangnya minta ampun jadilah Saya bahan tabrakan jatuh juga kan. Untung tidak terjadi hal yang fatal bagi kami berdua, tapi kami dapat makian dari pengguna jalan yang lainnya...
                Itulah pengalaman Saya yang tentu kurang lengkap karena malas nulisnya dan masih belum menemukan kata yang tepat untuk mengungkapkannya alias masih pemula. Hikmah yang  Saya dapat dari pengalaman Saya ini banyak salah satunya jangan ngeluh dan mudah nyerah seseorang tidak dinilai dari seberapa suksesnya dia tapi dari ketika dia terjatuh masih sanggup bangun lagi dan sampai dipuncak. Kesialan memang menimpa Saya di hari itu tapi masih banyak yang harus kita syukuri dari apa yang telah diberikan Allah kepada kita “Alhamdulillah” adalah kata yang tepat dan telah diajarkan kepada kita untuk mengungkapkannya, masih banyak juga orang diluar sana yang lebih parah nasibnya ketimbang Saya yang masih penuh dengan kekurangan ini. Hampir lupa hari itu Minggu 16 oktober 2011.  

Jumat, 14 Oktober 2011

Sepengggal Ilmu dari Machiavelli

Politik Machiavelli

Banyak Orang menyebut bahwa Politik yang diajarkan oleh Machiavelli adalah politik yang kotor, kejam, jahat, dan bahkan Machiavelli disebut sebagai sebuah lambang dari politikus yang suka menghasut, licik, tidak kenal moral dan menghalalkan segala cara, tapi apakah semua itu betul ? itu semua terjadi karena kesalah pahaman orang orang pada masanya dan bahkan itu terjadi sampai saat ini.
Machiavelli adalah seorang politikus dari zaman Renaisance lahir di Florence, italia 3 Mei 1469 selain sebagai politikus Machiavelli juga dikenal sebagai seorang filsuf dan diplomat, Machiavelli sangat disegani di zamannya khusunya di eropa dengan dua bukunya yang sangat terkenal Discorsi sopra la prima deca di Tito Livio (Diskursus tentang Livio) dan Il Principe (Sang Pangeran).
Semenjak ajaran Machiavelli disebar luaskan terdapat dua pendapat ada yang mendukung ada pula yang mengutuknya habis habisan. Machiavelli di puja atau didukung karena dirinya mengajarkan paham realis sejati yang beri mengunkap fakta dan keadaan keadaan seperti apa adanya, dan dia juga dikutuk karena ajarannya yang menghalakan segara cara dan tanpa memeperdulikan nilai nilai moral yang ada hal itu disebabkan oleh satu hal yaitu ajaran Machiavelli dipandang secara tidak utuh. Saya menulis ini juga sadar selama ini apa yang Saya pahami dari ajarannnya juga tidak utuh dan baru kali ini juga Saya mempelajarinya tapi Saya yakin bahwa ada tujuan baik dibalik apa yang diajarkan oleh Machiavelli. Sebagai contoh dalam bukunya Il Principe bab IX Machiavelli mengajarkan bagaimana seorang penguasa mempertahankan kekuasaannya. Caranya adalah dengan menarik hati dan simpati rakyat. Cara untuk menarik simpati dan hati rakyat tentu saja dengan berbuat baik kepada mereka bukannya malah dengan kekerasan atau dengan tindakan yang kejam, jadi politik yang diajarkan Machiavelli adalah politik yang menyatu padankan berbagai macam pikiran entah yang baik dan yang buruk dan dikumpul jadi satu untuk mempertahankan kekuasaan, itu menurut pendapat Saya.
Ajaran Machiavelli sebenarnya lahir sesuai kondisi atau apa yang dia hadapi di masanya itu dimana Italia sedang menghadapi berbagai macam masalah di semua bidang terlebih lagi di bidang politik. Machiaelli juga menjadi penasehat dari Pangeran Medici yang saat itu harus mempertahankan kedudukannya. Pada waktu itu Machiavelli mengajarkan bahwa untuk meraih seusatu harus menghalakan segala cara ( the end justifies the means). Machiavelli juga mengajarkan  tujuan utama dari berpolitik adalah untuk memperoleh kekuasaan dan mempertahankannya oleh karena itu penguasa tidak cukup jika hanya mempunyai sifat pemberani, gagah perkasa, dan mengandalkan kemujuran tapi penguasa juga harus melihat kondisi dan mempunyai perhitungan yang cerdas dalam mengambil berbagai tindakan, atas dasar inilah acapkali para penguasa memakai cara yg kejam dan brutal untuk mempertahankan kekuasaan yang telah di pegangnya.
Machiavelli di dalam bukunya Il Prince membahas mengenai bagaimana seorang pemimpin selayaknya memimpin sebuah negara.Di dalam buku tersebut dibahas beberapa cara yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mendapatkan, memperbesar serta mempertahankan kekuasaan salah satunya adalah yang tertera diatas.
Salah satu ajaran Machiavelli yang lain, adalah keterkaitan antara agama dan politik. Menurut pandangan Machiavelli seorang penguasa seharusnya menjadikan agama sebagai alat
atau kekuasaan. Bagi Machiavelli, agama memiliki nilai dan kepentingan politik  praktis untuk mengintegrasikan negara, membina loyalitas, kepatuhan serta ketundukan rakyat terhadap otoritas penguasa. Hal ini di contohkan Machiavelli pada bangsa Romawi dengan agamanya pada saat itu adalah agama Romawi Kuno. Agama juga dapat membantu dalam hal mengendalikan negara, menumbuhkan harapan dan semangat rakyat, menghasilkan orang-orang baik dan memalukan orang-orang jahat, dan sebagainya. Olehkarena itu, di mana ada agama, maka akan mudah mengajarkan kepada rakyat mengenai senjata. Akan tetapi, apabila tanpa adanya agama, maka akan sulit untuk memperkenalkan senjata kepada rakyat. Machiavelli juga beranggapan bahwa agama hanyalah sebuah pranata dalam kehidupan bermasyarakat yang bisa difungsikan. Dalam hal ini, gagasannya mengenai agama bersifat sekuler. Karena agama sebagai salah satu instrumen penting dalam mendapatkan, memperbesar serta mempertahankan kekuasaan, oleh sebab itu, sudah semestinya negara harus bisa mengintervensi agama. Dari pandangan Machiavelli mengenai agama ini dapat kita kategorikan Machiavelli sebagai penganut utilitarianisme dan pragmatisme.

Menurut Machiavelli dalam hal moralitas seorang pemimpin, bahwa seorang penguasa sudah seharusnya bisa membentuk opini umum yang bisa mengendalikan tingkahlaku warganya. Oleh karena itu, untuk memperkokoh kekuasaan, penguasa harus dapat memobilisasi segala nafsu rendah mereka yang ingin dikuasainya demi mencapai tujuannya tersebut. Dalam hal ini, ia mengibaratkan seorang pemimpin berwatakkan sebagai manusia maupun binatang buas. Untuk mencapai tujuannya, seorang penguasa tidak harus pertimbangan-pertimbangan moral.
Di satu sisi, seorang penguasa harus bisa bertindak sangat bermoralistis, seperti bersikap jujur, berendah hati, tetapi hal tersebut difungsikan pada saat ingin memperoleh tujuannya tersebut. Namun, apabila kondisi mendesak guna menjaga stabilitas, seorang penguasa harus bersikap sebaliknya, yaitu amoral.
Machiavelli juga mengajarkan bahwa kekuatan dasar sebuah Negara ada pada Tentara atau pasukan yang dimilikinya, seorang pangeran harus memiliki sebuah fondasi yang kuat. Apabila tidak, maka dia pasti akan dapat dihancurkan. Fondasi yang paling utama dari semua negara, baik negara yang baru, lama, adalah undang-undang dan pasukan atau Tentara yang bagus. Karena undang undang yang bagus tidak akan terbentuk apabila tidak terdapat pasukan yang kuat, dan di mana terdapat pasukan yang kuat maka akan ada undang-undang yang bagus. Tambahnya lagi, pasukan yang dimilikinya tersebut haruslah pasukan sendiri dan pasukan yang mempunyai loyalitas yang tinggi. Machiavelli beranggapan pasukan bayaran maupun pasukan asing (bantuan) tidak akan ada gunanya apabila dimanfaatkan/digunakan. Dalam hal ini, Machiavelli mengambil contoh seperti apa yang pernah di praktekkan oleh kerajaan Florence. Pada saat itu Florence menyewa tentara sewaan pimpinan Vitelli untuk merebut Pisa. Berhubung bayaran yang di dapat oleh Vitelli dari Pisa lebih besar dari yangdiberikan oleh Florence, maka Vitelli pun mengurungkan niatnya untuk menyerang kota Pisa, hal inilah juga yang menjadi dasar bahwa sebuah Negara harus memiliki tentara yang tangguh dan loyal.
Beberapa hal diatas adalah apa yang diajarkan Machiavelli dan di tulis olehnya, kalau menurut Saya pribadi apa yang telah diajarkan dan di tulis oleh Machiavelli adalah  hal yang wajar wajar saja mengingat ajaran ini  sukses untuk mempertahankan takhta Pangeran Medici dan ajaran ini cocok dizamannya dan bahkan cocok untuk dipakai dizaman sekarang, salah satu ajarannnya penguasa tidak hanya harus bersikap ramah, berani, baik dan lain lain, tetapi kadang pula penguasa harus bertindak tegas agar kekuasaannya tidak dirongrong atau direbut oleh pihak lain.
Berikut adalah salah satu ajaran Machiavelli yang saya dapat dari sebuah sumber. Pada saat itu Machiavelli telah menyodorkan sebuah pertanyaan: apakah seorang pangeran (penguasa) lebih baik dicintai atau ditakuti, dan jawaban Machiavelli adalah lebih baik kalau keduanya. Tetapi kalau harus memilih salah satunya, ia lebih baik ditakuti. Cinta diikat oleh kewajiban yang membuat seseorang mementingkan dirinya sendiri dan ikatan itu akan putus kalau ia berhadapan dengan kepentingannya sendiri. Tetapi takut didorong oleh kecemasan kena hukuman (Bab 17: The prince). Sebagai contoh Tahun 2007  Presiden Rusia Vladimir Putin diberi gelar “The Person of the year”oleh majalah Time.  Sebelum terpilihnya Putin sebagai presiden Rusia, banyak pengamat politik baik di Rusia maupun internasional menilai bahwa kepemimpinannya nanti akan lebih otoriter dan keras. Dari sebuah jajak pendapat di Rusia pada waktu itu mengindikasikan bahwa hanya 13 persen masyarakat Rusia akan memilih Putin.  Tetapi selama periode kekuasaannya perekonomian Rusia menjadi lebih baik. Di akhir masa jabatannya dukungan itu berbalik menjadi 83 persen walaupun selama masa kepemimpinannya ada begitu banyak persoalan, kekuasaannya diklaim banyak melanggar HAM  karena sikapnya yang keras terhadap pihak yang mengoposisinya. Machiavelli bagi sebagian orang memang adalah tokoh yang dianggap sebagai orang yang mengajarkan sesuatu paham salah tapi kalau dilihat dari sisi yang berbeda ternyata ajaran Machiavelli sangat bagus dan dapat digunakan di politik praktis coba saja kita pikirkan jika ada seseorang atau sekelompok orang yang ingin merebut kekuasaan yang telah kita pegang apakah kita akan tinggal diam saja ? tentu saja jawabannya tidak  dan kita akan segera melakukan berbagai cara untuk mempertahankan apa yang telah kita pegang dan tentu saja tidak akan merelakannya begitu saja. Tentu saja masih banyak hal yang belum sempat Kutuliskan tentang Machiavelli sekian.

.